KepulauanSeribu.WAHANANEWS.CO - DPP MARTABAT Prabowo-Gibran meyakini bahwa masuknya Kabupaten Kepulauan Seribu dalam skema pengembangan kawasan Jabodetabekjur akan mempercepat transformasi kawasan tersebut menjadi kota global.
Wilayah ini dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata unggulan sekaligus pusat ekonomi biru yang terintegrasi dengan daratan utama.
Baca Juga:
Pemkab Kepulauan Seribu Bersihkan 1,71 Ton Sampah di Pesisir Pulau Lancang
“Kepulauan Seribu adalah aset besar yang selama ini kurang mendapat perhatian maksimal. Dengan memasukkannya dalam perencanaan aglomerasi Jabodetabekjur, kita tidak hanya menguatkan posisi Jakarta sebagai ibu kota bisnis, tetapi juga menjadikan kawasan ini semakin layak sebagai kota global,” ujar Ketua Umum DPP MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, dalam diskusi terbatas di Jakarta, Minggu (9/3/2025).
Tohom menilai bahwa kebijakan pemerintah pusat yang menjadikan Kepulauan Seribu sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) harus ditindaklanjuti dengan kebijakan yang lebih konkret, seperti penyediaan infrastruktur transportasi yang lebih baik serta investasi pada ekosistem wisata berbasis keberlanjutan.
Ia menyoroti pentingnya pembangunan dermaga modern, jalur transportasi laut yang efisien, serta akses digital yang lebih luas agar wisatawan lebih mudah berkunjung.
Baca Juga:
Tingkatkan Produksi, KPKP Kepulauan Seribu Dampingi Nelayan Budidaya Ikan
“Saat ini, meskipun sektor pariwisata di Kepulauan Seribu mulai berkembang, tetapi masih ada kendala mendasar. Infrastruktur belum memadai, konektivitas antar-pulau masih terbatas, dan investor masih ragu karena belum ada kepastian jangka panjang mengenai arah kebijakan pengembangan kawasan ini,” lanjutnya.
Lebih jauh, Tohom menyoroti perlunya model pembangunan yang tidak hanya berorientasi pada pariwisata tetapi juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat lokal.
Menurutnya, Kepulauan Seribu memiliki potensi besar dalam sektor ekonomi bahari, seperti perikanan dan budidaya rumput laut, yang harus didukung dengan kebijakan yang tepat agar bisa bersinergi dengan industri pariwisata.
“Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch, mengatakan bahwa pengembangan Kepulauan Seribu dalam konteks aglomerasi Jabodetabekjur harus dilakukan secara holistik.
Tidak boleh ada ketimpangan di mana pembangunan hanya menguntungkan pelaku industri besar, sementara masyarakat lokal terpinggirkan. Jika ini dikelola dengan baik, maka kita bisa melihat kawasan ini sebagai contoh sukses dari pengelolaan kota global berbasis maritim,” tuturnya.
Tohom juga mengungkapkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan sektor swasta dalam mewujudkan visi ini.
Menurutnya, Kepulauan Seribu tidak bisa hanya mengandalkan APBD DKI Jakarta, tetapi harus ada sinergi dengan kementerian terkait serta investasi swasta yang berorientasi pada pengembangan jangka panjang.
“Jika kita ingin menjadikan Jabodetabekjur sebagai kota global, maka setiap bagiannya harus dikelola dengan visi yang sama. Kepulauan Seribu adalah bagian dari ekosistem metropolitan ini, dan sudah saatnya kita melihatnya sebagai bagian integral dari pengembangan kawasan, bukan hanya sebagai objek wisata belaka,” pungkasnya.
[Redaktur: Mega Puspita]