Berdasarkan informasi tersebut, personel Bakamla langsung bergerak memantau beberapa pelabuhan dan titik laut yang dicurigai sebagai tempat berlangsungnya praktik penyelundupan.
Setelah pencarian, lanjut Hastiadi, personel melihat satu kapal kayu tidak berawak yang mencurigakan.
Baca Juga:
Bakamla Sebut Jumlah Kapal Patroli di ZEE Natuna Utara Belum Ideal
"Kapal tersebut lantas kami periksa. Setelah penyisiran, ditemukan dua kotak (koper)," kata Hastiadi, dikutip Rabu (12/3/2025).
Saat koper tersebut dibuka, petugas temukan beberapa bungkus plastik berisi benih lobster. Di setiap kantong plastik tersebut, diperkirakan ada 3.000 benih lobster.
Petugas sempat, kata dia, mencari keberadaan awak kapal di sekitar lokasi. Meski demikian, pihaknya tidak menemukan satu pun orang di sana.
Baca Juga:
4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi Akibat Terlibat Judi Online
Ia menduga praktik ini merupakan modus menaruh benih di atas kapal dengan titik lokasi yang telah ditentukan. Setelah itu, pelaku lain akan mengambil benih tersebut untuk selanjutnya disalurkan ke luar negeri.
"Ada kemungkinan pelaku yang mau mengambil benih sudah melihat kami bergerak, jadi mereka langsung pergi," kata Hastiadi.
Berkat aksi penggagalan ini, Bakamla menyelamatkan 60.000 bibit lobster dengan taksiran sebesar Rp1 miliar.