Sementara itu, untuk kapasitas sistem penyimpanan energi mencakup PLTA pumped storage sebesar 4,3 GW dan baterai 6,0 GW. Kemudian, untuk pembangkit fosil masih akan dibangun sebesar 16,6 GW, terdiri dari gas 10,3 GW dan batu bara 6,3 GW.
Dari data RUPTL 2025-2034, terlihat sumber energi masih terbesar berasal di Pulau Jawa. Berdasarkan bahan paparan Kementerian ESDM, secara regional, wilayah Jawa-Madura-Bali (Jamali) menyumbang porsi terbesar dalam tambahan kapasitas pembangkit listrik baru tersebut, yakni 33,5 GW.
Baca Juga:
Transisi Energi Dipercepat, Pemerintah Fokuskan PLTS dan PLTA di RUPTL 2025–2034
Kemudian, disusul oleh Sumatera sebesar 15,1 GW, lalu Sulawesi sebesar 10,4 GW, Kalimantan 5,8 GW, dan kawasan Indonesia Timur (Maluku, Papua, Nusa Tenggara) sebesar 4,7 GW.
[Redaktur: Mega Puspita]